Thursday, April 5, 2007

L O V E




Diantara semua blog, website, tulisanku, tak ada satupun yang mengangkat thema ´cinta´. Dalam blog ´Kumaniora´ (plesetan dan parodi dari kata ´Humaniora´) inilah saya khusus menempatkan thema-thema, yang paling laku untuk ´dijual´...:-) Dan diantara thema -dari beberapa thema- tersebut, adalah ´ljubav´, ´love´, ´cinta´! Hurraaa!

Satu-satunya yang mengangkat thema ´cinta´, adalah dua kutipan dalam situs ´SeksPeare´ yang menyatakan:

1. Love, Light, Peace is all about ´FEELINGS´ and ´STANDARDS´.
2. Life, Love, Laugh are the ´edges´ of science and civilization.

Mengapa saya tiba-tiba menulis topik ´cinta´ ini? Apakah selama ini saya tidak peduli, tidak tahu, tidak ambil pusing, atau tidak punya pengalaman? Hoo... Bukan, bukan itu.

Kebetulan tadi ketika sedang minum kopi pagi di sebuah cafe, diseputaran Vrbik, Zagreb, saya mendengarkan ´permintaan´ dari ´Foreigner´ dalam bentuk sebuah lagu berjudul ´I Want To Know What Love Is´. (Tanggapan si PatanYali, berwarna biru)

PatanYali : Halo, orang asing, apakabar? Kok murung sih?...
Orang Asing: Ada yang ingin saya tanyakan padamu wahai, The Great Traveler...
PatanYali: Katakanlah wahai orang asing... Itulah mengapa saya pergi berjalan sejauh ini, saya sendiri adalah ´orang asing´ dikampung halamanku sendiri. Jadi... mungkin saja kita bisa saling mengerti?...

Demikian katanya:

I gotta take a little time
A little time to think things over

Tafsir: Aku harus istirahat sedikit saja... Istirahat sejenak untuk berfikir bahwa segalanya telah usai...

Akh, ya...Sama. Saya juga ada disini untuk sejenak beristirahat, menikmati kota hijau, tenang, tanpa polusi dan kemacetan-kemacetan... Saya cemburu sebenarnya, cemburu pada siapa? dan kenapa? Saya cemburu pada diri saya sendiri, saya mendapatkan tempat berlabuh yang demikian tenang dan indah, hampir seluruh manusia di bumi pengen datang dengan merogoh kocek dalam-dalam... Liat tuh, Tom Cruise, Richard Gere, dan banyak lagi nama tenar yang tak kuhafal satu-satu, semuanya pada ke sini tahun lalu... Sedangkan saya ada disini, menikmati suasana yang pernah saya envision bertahun-tahun lalu, tinggal di atas bukit yang hijau dan segar, diselingi kicau burung sambil minum kopi diberanda dengan pemandangan perbukitan yang asri!...

Jika ´surga´ itu terletak di bumi ini, maka lokasinya -minimal site plannya- terletak di antara Barat dan Timur, antara Selatan dan Utara... Maka, lihatlah peta! ... Disanalah aku!

Disini, tak ada carut marut yang kulihat, semuanya apa adanya... Tak kulihat anak-anak kecil peminta-minta diperapatan jalan mengais-ngais hidup dibelantara hutan mesin dan asap seperti di negriku... Disini, sejenak saya ngaso dan berfikir bahwa segalanya (carut-marut itu) telah usai...


I better read between the lines... In case I need it when I'm older

Tafsir: Aku sebaiknya membaca diantara garis (kata-kata)... Siapa tahu aku butuhkan kala kelak aku sudah tua, nanti.

Oh yah...´kata-kata´ itu, ´teori-teori´ itu, ´petuah-petuah´ itu? Saya fahami kalau Anda lelah dan bosan membacanya baris-perbaris, mendengarkannya berulang-ulang dan berputar-putar... Saya APALAGI?..Hahaha...

Sekali-kali, wahai orang asing, jalan-jalanlah ke Negriku, kalau Anda rasa terlalu jauh, lewatlah sekedar mampir di milis-milis, semua itu masih terus terputar-putar, berulang-ulang... Saya setuju bahwa ´membaca´ tak harus dengan ´mengeja´, huruf demi huruf, kata demi kata, setiap petuah-petuah dan teori-teori yang itu-itu saja... Tahukah kamu, telah pernah kusinggung, bahwa setiap kita sebenarnya punya kekuatan untuk membangun sendiri ´pegangan´ dan ´titian´ itu, bahkan dengan cara... FUN?

Hahaha... Tak usah takut jika tua kelak, kamu tak punya bekal meskipun tidak pernah atau tidak mau membaca dan mendengarkan segala macam ´kata-kata´, ´petuah-petuah´ dan ´teori´ itu... Sayalah si KutuKata, yang bisa membolak-balik segala macam kata-kata itu... Lihat aja nama blog (Kumaniora) ini, itu salah satu kerjaanku sebagai The Virus of Mind, KutuKata! Janganlah takut, untuk menjadi tua, karena menjadi tuapun harus punya ´alasan´... Anda takkan ´tua´ kalau Anda tak mau. The real age is not the numbers! Jangalah seperti para ´filsuf´ di Negriku yang kerjanya mengulang-ulang teori-teori usang, untuk saling mengelus rasa dan bertukar kata...

Now this mountain I must climb
Feels like a world upon my shoulders

Tafsir: Sekarang, gunung ini yang harus kudaki... Rasanya, dunia ini ada dipundakku...

Wah, hobby naik gunung juga Anda rupanya? Sekali lagi kita punya persamaan bung! Di Negriku, demikian banyak gunung-gunung yang indah telah aku daki, ada Bawakaraeng, Latimojong, Bromo, Rinjani, Kelimutu, Kawah Ijen, Sljeme, Mrki Medjved di Croatia, Rocky Mountain di Canada!... Semua telah aku panjat, bung!

Tadi pagi, sambil minum kopi aku malah menyanyikan ´Arjuna Mencari Cinta´ karya penyanyi Dewa, pada istriku... ˝Sudaaah kudaki gunung tertinggi...hanya untuk mencari di mana dirimu...˝... Kalau dalam lagu itu hanya berupa lirik kata-kata, maka saya -
PatanYali-mengalaminya dalam hidup ini. Makanya saya selalu bilang ˝My Life Is -Simply- Sounds Like A Melody˝... Maka, untuk apa aku butuh kata-kata dan teori-teori lagi? Aku hidup dalam ´melody´ bung! Bahkan dalam melody dan lirik lagumu pun aku ´hadir´ bukan?...

Membicarakan ´beban dipundak kita´, seakan ´memikul dunia´?... Point of views saya, wahai orang asing, do it in FUN way... Terserah bagaimana Anda memahami sudut pandang itu, sobatku!

Kita semua sedang memikul dunia, ada yang tahu akan dibawa kemana, melibas apa saja didepannya, ada yang kebingungan, ada yang membongkar teori-teori filsafat usang berumur ribuan dan ratusan tahun, sebagian lagi clingak-clinguk nunggu komando, ada yang asyik-asyik saja memikul dunianya sambil bernyanyi-nyanyi... Anda dan saya, misalnya.
Anda bernyanyi, saya ´hadir´ meng-´ada´ dalam melody dan liriknya... To hell dengan semua filsafat usang itu!

Dunia ini memang luar biasa, begitu banyak teori dan petuah, tetapi layakkah kita mengukur ´kebenaran´ dengan untaian petuah yang diulang-ulang, hanya karena kita tidak berada dalam ´lingkar masalah´ tersebut? Misalkan- ada orang yang mengalami kesulitan ´kecil´ -menurut sebagian orang- tapi apakah yang mengalaminya itu sendiri, masalah tersebut adalah masalah ´kecil´, juga?

Duit seribu perak, saya pernah merasakan bisa makan selama tiga hari! Seribu perak tentu jumlah kecil bagi sebagian besar orang, bukan?

Tidaklah perlu kita mengukur ´kebenaran´ jika belum pernah melaluinya... Bagi orang sukses karena turunan, apakah layak mengatakan bahwa ´kehilangan harta´ itu hanya masalah merubah sudut pandang dari kehilangan menjadi mensukuri yang telah ada? Layakkah dia berkata demikian kepada -katakanlah- anak-anak jalanan, atau -setidaknya- ´mantan´ orang kere? Talk is cheap... Lets sing instead, thats why I like your style, wahai orang asing!

I through the clouds I see love shine It keeps me warm as life grows colder

Tafsir: Kutembus awan, kulihat cinta bersinar... Menghangatkanku kala hidupku berselimutkan dingin...

Yah, Aku tahu... Melihat pemandangan dari atas gunung berkabut, sepertinya kita sedang terbang dengan menggunakan karpet putih: Awan! Menakjubkan... Apalagi berjalan mendaki dengan kekasih sambil tangan kita saling melingkar, membagi kehangatan. Bagaimana jika yang Anda daki adalah Rocky Mountain yang cuacanya brutal itu? Cobalah, sekali-kali, setelah itu katakan pada saya, apakah masih takut akan dingin?

Di sini, aku tak pernah takut dingin, bung. Bahkan suatu ketika saya menunjukkan ketahanan fisik saya, dengan membuka baju ditengah hujan salju, lebat, dengan suhu -waktu itu- minus dua belas. Nanti saya postingkan photonya, ya? Semuanya, dingin, panas ada dalam fikiran kita saja. Huh! dengan pemanasan global itu, tahun kemarin (2006) tak ada seharipun turun salju, saya merasa kehilangan! Sehingga dalam satu forum saya pernah menulis, ´Snow, is part of our history?´.

In my life there's been heartache and pain
I don't know if I can face it again
Can't stop now, I've travelled so far To change this lonely life

Tafsir: Dalam hidupku aku telah penuh dengan luka dan perih... Tidak tahu, bisakah aku menghadapi (luka & perih) itu lagi... Tak bisa berhenti sekarang... Aku telah berjalan sejauh ini... Untuk mengubah hidup yang sepi ini...

Luka dan perih, tidak akan lepas dari pada ´asaz-asaz Kopitalistik´ di atas, yakni: It´s about ´feelings´ & ´standards´. Telah demikian banyak petuah, teori dan ajaran untuk mengakali dan mengatasi keterikatan dalam ´Asaz Kopitalistic´ atau katakanlah ´Asaz PatanYalian´, di atas itu.
Tetapi, seperti kita sepakati sebelumnya, kita memikul dunia kita sambil bernyanyi dan bersiul, bukan?

Ketika Krismon melanda Negriku, aku juga terluka dan perih, bangkrut, terasing, tersudut sendirian! Itulah duniaku saat itu, dan... DAN?...


I don't know if I can face it again

Tafsir: Tidak tahu, bisakah aku menghadapi (luka & perih) itu lagi...

Hey! -seperti lagu Avalon- I Survive! Juga -seperti lagu Aretha Franklin- I Will Survive! Kayak judul lagu, bukan?

Latihan tertinggi yang jauh lebih tinggi dari segala macam training bernilai jutaan rupiah dalam seminar-seminar itu, adalah Pengalaman! Pengalamanlah yang lebih tinggi nilainya dari segala macam teori, petuah, filsafat dan semua ajaran-ajaran kuno dan antik itu, bung! So, kata Dire Strait, ˝Why Worry˝?

Can't stop now, I've travelled so far To change this lonely life





Tafsir: Tak bisa berhenti sekarang... Aku telah berjalan sejauh ini... Untuk mengubah hidup yang sepi ini...





Yo, wis to Mas? Yuk jalan aja... Aku juga telah jauh berjalan, dengan jarak setengah lingkaran bumi dan hampir satu lingkaran penuh, my life is not ´lonely´ anymore, my dear friend. Hidupku tak lagi sepi...





Sejujurnya, lebih ´lonely´ rasanya, waktu nggak kemana-mana! Meringkuk dalam ´tempurung´ bernama ´Indonesia´, apalagi sambil -terpaksa- mendengarkan riuh rendah kotek-kotek orang-orang (padahal mereka bukan ayam, lho) membicarakan -atau tepatnya- menghibur diri sambil mengatas namakan ´Tuhan´, ´Surga´, dengan pernik-perniknya demi mengatasi keterasingannya sendiri di dunia ini... Ya... Berjalanlah! Keluarlah dari tempurung itu! Saya memang tak pernah takut, wong nenek moyang saya dulunya memang adalah petarung samudra yang tangguh!





I wanna know what love is
I want you to show me
I wanna feel what love is
I know you can show me

Tafsir: Aku ingin tahu apa itu ´cinta´... Kuingin kau menunjukkannya... Aku ingin rasakan apa itu ´cinta´... Kutahu kamu bisa menunjukkannya...





Nah, nih dia nih, intinya sampe juga... Apa itu ´Cinta´?... Definisi ´cinta´ hingga saat ini belum ada ratifikasi oleh Negara-negara anggota United Nation... Meskipun begitu, demi menghormati Anda sebagai sesama ´Traveler´, saya akan coba mengulasnya...





(Bersambung)





May FUN be with you...





PatanYali

1 comment:

naw!r gan! said...

Luar Biasa....
mungkin ini kata yang saya rasa bisa mewakili apa yang saya rasakan sekarang, setelah membaca tulisan daeng (memulainya di milis blogger_makassar, lalu ke kutukata di blogspot kemudian singgah ke kopitalisme, dan masih akan terus berjalan..)

salam kenal daeng...

muhammad nawir gani
[yang merindukan bukan sekedar kata-kata]